Rabu, 08 November 2017

Tugas 4 Ilmu Sosial Dasar


        Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis cukup problematik, terkadang mereka bisa melanggar norma dan rentan terhadap berbagai pengaruh negatif, termasuk pengaruh new media.

1. Sebagai mahasiswa , bagaimana menurut anda agar para remaja dapat membentengi dirinya sendiri tidak terpengaruh dengan hal-hal negatif yang dapat merugikan.
 
2. Bagaimana media dapat member dorongan pada remaja untuk dapat mengeksplore potensi dirinya,bukan malah sebaliknya?

3. Pemuda pemudi harapan bangsa, sebagai generasi penerus apa yang harus dipersiapkan agar dapat mengharumkan nama keluarga, lingkungan dan bangsa Indonesia?

Jawaban


1.   Pergaulan memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam kehidupan remaja. Apalagi masa remaja merupakan masa peralihan dimana anak remaja  masih labil, sehingga dalam masa ini sangat rentan mengalami kenakalan remaja jika salah dalam bergaul. Namun, tidak hanya remaja yang bisa salah dalam bergaul, orang dewasa pun juga bisa salah dalam bergaul. Berikut adalah lima cara untuk membentengi remaja dari pengaruh negatif;



·        Memilih teman yang baik
Teman yang baik akan membawa pengaruh yang baik. Teman yang baik juga akan selalu mengajak untuk berbuat kebaikan, bukan menjerumuskan kedalam keburukan dan memberikan pengaruh negatif.

·        Miliki pondasi yang kuat
Agar tidak salah bergaul, remaja harus memiliki pondasi yang kuat. Pondasi ini bisa didapatkan dari pendidikan dalam keluarga atau pendidikan agama. Dengan pondasi yang kuat, para remaja bisa memiliki keyakinan yang teguh sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif dalam bergaul.

·        Jangan takut untuk menolak ajakan teman
Pengaruh negatif akibat pergaulan biasanya muncul pertama kali dalam bentuk ajakan. Agar remaja tidak terkena pengaruh buruk dalam pergaulannya, jangan sekali-kali takut untuk menolak ajakan teman jika ajakan tersebut merupakan ajakan untuk berbuat keburukan.

·        Jangan terpancing bujukan teman
Hal selanjutnya yang harus dilakukan agar tidak salah bergaul adalah jangan terpancing bujukan teman. Bujukan ini sifatnya lebih memaksa, memberikan konsekuensi seperti bully ataupun sejenisnya jika tidak meng-iya-kannya. Namun sekali-kali jangan terpanjing bujukan teman jika tidak ingin salah dalam bergaul.

·        Pilih dan pilah mana yang baik dan buruk
Hal terakhir yang harus dilakukan agar tidak salah bergaul adalah pilih dan pilah mana yang baik dan buruk. Remaja harus bisa membedakan mana yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan mana yang buruk yang akan mencelakai. Memilih dan memilah baik buruk akan memberikan kejernihan dalam pikiran sehingga remaja tidak mudah terpengaruh dalam bergaul.
 

2.   Saat ini virus jejaring sosial sepertinya sedang mewabah di kalangan manusia terutama kalangan remaja. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sekarang banyak remaja yang lebih memilih menghabiskan waktu di sosial media daripada belajar yang notabene adalah kewajibannya sebagai pelajar. Maka dari itu perlu ada peranan dan kesadaran dari berbagai pihak khususnya dari diri kita sendiri untuk membina generasi penerus bangsa agar tidak terpengaruh terhadap hal yang merugikan dan melanggar norma masyarakat. Jejaring sosial juga mempunyai dampak, baik positif maupun negatif. Berikut adalah contohnya;
 

·     Sarana untuk mempromosikan iklan yang belakangan ini disebut jual beli online
·     Membuat grup atau komunitas untuk bertukar informasi dan juga memperluas pertemanan. 
·     Jejaring sosial juga dapat mempertemukan tali persaudaraan yang sudah lama tidak 
    bertemu atau sempat putus.

Dampak negatif jejaring sosial;
·   Remaja akan merasa kecanduan dan tidak mengenal waktu karena mereka harus update 
   terhadap situs jejaring sosial yang mereka miliki.
·   Kasus penculikan terhadap gadis remaja setelah berkenalan lewat jejaring sosial, ada pula 
   yang melarikan diri atau kabur dari rumah setelah berkomunikasi dengan teman jejaring 
   sosialnya. 
·   Remaja menjadi malas karena terlalu asyik dengan jejaring sosial, mereka juga lupa 
   akan kewajiban mereka sebagai pelajar.
·   Remaja juga akan bersikap egois, tidak peduli dengan lingkungan sekitar karena waktu 
   yang mereka miliki dihabiskan untuk internet.

3.      Remaja sebagai calon generasi penerus bangsa merupakan asset masa depan yang harus disiapkan, sejalan dengan pemikiran tersebut, Pemerintah melalui BKKBN telah melaksanakan berbagai program yang menangani masalah remaja baik itu Bina Keluarga Remaja ( BKR) maupun Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) atau lebih dikenal Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) sebagaimana telah tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang jabarkan lebih lanjut dengan PP NO.7 tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2005-2009 yang antara lain menetapkan salah satu kebijakan dalam program ketahanan dan pemberdayaan keluarga. Namun kenyataan yang ada , Remaja yang identik dengan krisis pencarian identitas, penuh pemberontakan dan gemar berekploitasi pada masa sekarang ini telah mengalami “Culture Shock” mulai mengarah pada pengaplikasian budaya modern secara membabi buta, sementara mental dan pengetahuan yang dimiliki belum mampu menjadi filter bagi masuknya budaya modern tersebut dan sebagai imbasnya muncul penyimpangan-penyimpangan perilaku di kalangan remaja.
Berbicara mengenai program pembinaan remaja, banyak hal yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kualitas pribadi remaja. Menurut Ohovianus ( dalam Mahie dkk, 1992:38) usaha atau program pembinaan remaja sebagai berikut :
·   Membina dan mengembangkan kegiatan generasi muda harus relevan dengan tujuan 
   membangun sehingga mampu mengabdikan diri kepada masyarakat.
·   Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan pembinaan generasi muda untuk mampu 
   menampung, melaksanakan, atau usaha pembinaan sesuai kebutuhan hakiki, minat dan 
   aspirasinya.
·    Meningkatkan mutu organisasi-organisasi melalui pelatihan kepemimpinan agar 
    mampu menjadi wadah penyaluran aspirasi dan partisipasi media pembelajaran.
 
Dalam bidang sosial dan keluarga, program pembinaan yang dipandang ideal adalah orang tua menata lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan pendidikan remaja, dialog orang tua dengan anak, penataan suasana psikologis, social budaya, dan perilaku orang tua, kontrol orang tua, dan nilai moral yang dijadikan dasar orang tua yang diupayakan kepada anak. 


·        Faktor-Faktor Pendukung Pembinaan Remaja
Sifat remaja yang unik dan kadang misterius membutuhkan penanganan khusus, dengan segala permasalahan yang kompleks. Dengan demikian, wajarlah kalau dalam pembinaan remaja membutuhkan faktor pendukung dari berbagai komponen.

·        Faktor Orang Tua Dan Keluarga
Dalam pembinaan remaja faktor pertama dan utama yang mendukung keberhasilan pembinaan di samping kesadaran pribadi dari remaja yang bersangkutan juga harus didukung olah orang tua dan keluarga. Alasannya sederhana, karena remaja paling banyak berinteraksi dengan orang tua dan keluarganya. Dengan demikian pembinaan pertama anak dan remaja secara sadar atau tidak dilakukan orang tua di lingkungan keluarga.

·        Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah ruang dan waktu tempat berlangsungnya segala kegiatan. Dalam konteks remaja, lingkungan sekitar merupakan salah satu penentu yang sigmifikan bagi keberhasilan pembinaan remaja, fasilitas, dan sikap masyarakat sekitar yang menginginkan kebaikan dan mau berubah adalah aspek yang tidak bisa diabaikan. Tanpa hal-hal tersebut, bagaimanapun bagusnya program atau organisasi remaja tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Faktor lingkungan ini pada dasarnya terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan fisik, sosial, dan pendidikan. Ketiga faktor ini apabila dikelolah dengan baik atau tersedia, akan mempermudah proses pembinaan.

·        Faktor Pemerintah
Untuk membina remaja di samping kedua faktor di atas, juga diperlukan dukungan dari pemerintah. Dukungan tersebut bisa dalam wujud sebagai wadah, mediator, atau sponsor. Misalnya, pembentkan lembaga, remaja anti narkoba, atau seminar-seminar tentang masalah remaja dari unsur pemerintah harus terlibat, seperti mempermudah unsur administrasi pembentukan lembaga atau menjadi pemateri seminar. Selain hal ini, partisipasi pemerintah sebagai wujud dukungan dapat berupa bantuan dana kegiatan-kegiatan pembinaan remaja. Aspek-aspek ini adalah sebagian faktor pendukung pembinaan remaja dari segi pemerintah. Tanpa dukungan dari pemerintah pembinaan remaja dalam berbagai bentuk tidak akan berhasil dengan baik, apalagi secara administratif hampir semua kegiatan berurusan dengan pemerintah, termasuk dalam pembinaan remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar