Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis cukup problematik, terkadang mereka bisa melanggar norma dan rentan terhadap berbagai pengaruh negatif, termasuk pengaruh new media.
1. Sebagai mahasiswa , bagaimana menurut
anda agar para remaja dapat membentengi dirinya sendiri tidak terpengaruh
dengan hal-hal negatif yang dapat merugikan.
2. Bagaimana media dapat member dorongan
pada remaja untuk dapat mengeksplore potensi dirinya,bukan malah sebaliknya?
3. Pemuda pemudi harapan bangsa, sebagai
generasi penerus apa yang harus dipersiapkan agar dapat mengharumkan nama
keluarga, lingkungan dan bangsa Indonesia?
Jawaban
1. Pergaulan memainkan peranan penting
dalam kehidupan seseorang, terutama dalam kehidupan remaja. Apalagi masa remaja
merupakan masa peralihan dimana anak remaja masih labil, sehingga dalam masa ini sangat
rentan mengalami kenakalan remaja jika salah dalam bergaul. Namun, tidak hanya
remaja yang bisa salah dalam bergaul, orang dewasa pun juga bisa salah dalam
bergaul. Berikut adalah lima cara untuk membentengi remaja dari pengaruh
negatif;
· Memilih teman yang baik
Teman yang baik akan membawa
pengaruh yang baik. Teman yang baik juga akan selalu mengajak untuk berbuat
kebaikan, bukan menjerumuskan kedalam keburukan dan memberikan pengaruh
negatif.
· Miliki pondasi yang kuat
Agar tidak salah bergaul, remaja
harus memiliki pondasi yang kuat. Pondasi ini bisa didapatkan dari pendidikan
dalam keluarga atau pendidikan agama. Dengan pondasi yang kuat, para remaja
bisa memiliki keyakinan yang teguh sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
hal-hal negatif dalam bergaul.
· Jangan takut untuk menolak ajakan teman
Pengaruh negatif akibat pergaulan
biasanya muncul pertama kali dalam bentuk ajakan. Agar remaja tidak terkena pengaruh
buruk dalam pergaulannya, jangan sekali-kali takut untuk menolak ajakan teman
jika ajakan tersebut merupakan ajakan untuk berbuat keburukan.
· Jangan terpancing bujukan teman
Hal selanjutnya yang harus dilakukan
agar tidak salah bergaul adalah jangan terpancing bujukan teman. Bujukan ini
sifatnya lebih memaksa, memberikan konsekuensi seperti bully ataupun sejenisnya
jika tidak meng-iya-kannya. Namun sekali-kali jangan terpanjing bujukan teman
jika tidak ingin salah dalam bergaul.
· Pilih dan pilah mana yang baik dan buruk
Hal terakhir yang harus dilakukan
agar tidak salah bergaul adalah pilih dan pilah mana yang baik dan buruk. Remaja
harus bisa membedakan mana yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan mana yang
buruk yang akan mencelakai. Memilih dan memilah baik buruk akan memberikan
kejernihan dalam pikiran sehingga remaja tidak mudah terpengaruh dalam bergaul.
2. Saat ini virus jejaring sosial
sepertinya sedang mewabah di kalangan manusia terutama kalangan remaja. Tidak
bisa kita pungkiri bahwa sekarang banyak remaja yang lebih memilih menghabiskan
waktu di sosial media daripada belajar yang notabene adalah kewajibannya
sebagai pelajar. Maka dari itu perlu ada peranan dan kesadaran dari berbagai
pihak khususnya dari diri kita sendiri untuk membina generasi penerus bangsa
agar tidak terpengaruh terhadap hal yang merugikan dan melanggar norma
masyarakat. Jejaring sosial juga mempunyai dampak, baik positif maupun
negatif. Berikut adalah contohnya;
· Sarana untuk mempromosikan iklan yang
belakangan ini disebut jual beli online
· Membuat grup atau komunitas untuk
bertukar informasi dan juga memperluas pertemanan.
· Jejaring sosial juga dapat mempertemukan
tali persaudaraan yang sudah lama tidak
bertemu atau sempat putus.
· Remaja akan merasa kecanduan dan tidak
mengenal waktu karena mereka harus update
terhadap situs jejaring sosial yang
mereka miliki.
· Kasus penculikan terhadap gadis remaja
setelah berkenalan lewat jejaring sosial, ada pula
yang melarikan diri atau
kabur dari rumah setelah berkomunikasi dengan teman jejaring
sosialnya.
· Remaja menjadi malas karena terlalu asyik
dengan jejaring sosial, mereka juga lupa
akan kewajiban mereka sebagai pelajar.
· Remaja juga akan bersikap egois, tidak
peduli dengan lingkungan sekitar karena waktu
yang mereka miliki dihabiskan
untuk internet.
3. Remaja
sebagai calon generasi penerus bangsa merupakan asset masa depan yang harus
disiapkan, sejalan dengan pemikiran tersebut, Pemerintah melalui BKKBN telah
melaksanakan berbagai program yang menangani masalah remaja baik itu Bina
Keluarga Remaja ( BKR) maupun Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi
Remaja (PKBR) atau lebih dikenal Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK
Remaja) sebagaimana telah tertuang dalam UU No. 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang jabarkan
lebih lanjut dengan PP NO.7 tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) tahun 2005-2009 yang antara lain menetapkan salah satu
kebijakan dalam program ketahanan dan pemberdayaan keluarga. Namun kenyataan
yang ada , Remaja yang identik dengan krisis pencarian identitas, penuh
pemberontakan dan gemar berekploitasi pada masa sekarang ini telah mengalami
“Culture Shock” mulai mengarah pada pengaplikasian budaya modern secara membabi
buta, sementara mental dan pengetahuan yang dimiliki belum mampu menjadi filter
bagi masuknya budaya modern tersebut dan sebagai imbasnya muncul
penyimpangan-penyimpangan perilaku di kalangan remaja.
Berbicara
mengenai program pembinaan remaja, banyak hal yang bisa ditempuh untuk
meningkatkan kualitas pribadi remaja. Menurut Ohovianus ( dalam Mahie dkk,
1992:38) usaha atau program pembinaan remaja sebagai berikut :
· Membina dan mengembangkan kegiatan generasi muda
harus relevan dengan tujuan
membangun sehingga mampu mengabdikan diri kepada
masyarakat.
· Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan pembinaan
generasi muda untuk mampu
menampung, melaksanakan, atau usaha pembinaan sesuai
kebutuhan hakiki, minat dan
aspirasinya.
· Meningkatkan mutu organisasi-organisasi melalui
pelatihan kepemimpinan agar
mampu menjadi wadah penyaluran aspirasi dan partisipasi
media pembelajaran.
Dalam bidang sosial dan keluarga, program pembinaan yang dipandang ideal adalah orang tua menata lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan pendidikan remaja, dialog orang tua dengan anak, penataan suasana psikologis, social budaya, dan perilaku orang tua, kontrol orang tua, dan nilai moral yang dijadikan dasar orang tua yang diupayakan kepada anak.
· Faktor-Faktor Pendukung Pembinaan Remaja
Sifat remaja yang unik dan kadang misterius membutuhkan penanganan
khusus, dengan segala permasalahan yang kompleks. Dengan demikian, wajarlah
kalau dalam pembinaan remaja membutuhkan faktor pendukung dari berbagai
komponen.
· Faktor Orang Tua Dan Keluarga
Dalam
pembinaan remaja faktor pertama dan utama yang mendukung keberhasilan pembinaan
di samping kesadaran pribadi dari remaja yang bersangkutan juga harus didukung
olah orang tua dan keluarga. Alasannya sederhana, karena remaja paling banyak
berinteraksi dengan orang tua dan keluarganya. Dengan demikian pembinaan
pertama anak dan remaja secara sadar atau tidak dilakukan orang tua di
lingkungan keluarga.
· Faktor Lingkungan
Lingkungan
adalah ruang dan waktu tempat berlangsungnya segala kegiatan. Dalam konteks
remaja, lingkungan sekitar merupakan salah satu penentu yang sigmifikan bagi
keberhasilan pembinaan remaja, fasilitas, dan sikap masyarakat sekitar yang
menginginkan kebaikan dan mau berubah adalah aspek yang tidak bisa diabaikan.
Tanpa hal-hal tersebut, bagaimanapun bagusnya program atau organisasi remaja
tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Faktor lingkungan ini pada dasarnya
terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan fisik, sosial, dan pendidikan. Ketiga
faktor ini apabila dikelolah dengan baik atau tersedia, akan mempermudah proses
pembinaan.
· Faktor Pemerintah
Untuk membina
remaja di samping kedua faktor di atas, juga diperlukan dukungan dari
pemerintah. Dukungan tersebut bisa dalam wujud sebagai wadah, mediator, atau
sponsor. Misalnya, pembentkan lembaga, remaja anti narkoba, atau
seminar-seminar tentang masalah remaja dari unsur pemerintah harus terlibat,
seperti mempermudah unsur administrasi pembentukan lembaga atau menjadi
pemateri seminar. Selain hal ini, partisipasi pemerintah sebagai wujud dukungan
dapat berupa bantuan dana kegiatan-kegiatan pembinaan remaja. Aspek-aspek ini adalah
sebagian faktor pendukung pembinaan remaja dari segi pemerintah. Tanpa dukungan
dari pemerintah pembinaan remaja dalam berbagai bentuk tidak akan berhasil
dengan baik, apalagi secara administratif hampir semua kegiatan berurusan
dengan pemerintah, termasuk dalam pembinaan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar