·
Mengamankan
Asset.
Asset (aktiva)
yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras,
perangkat lunak, fasilitas, manusia, file data, dokumentasi sistem,
dan peralatan pendukung lainnya. Sama halnya dngan aktiva – aktiva lainnya,
maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal.
Perangkat keras bisa rusak karena unsur kejahatan ataupun sebab-sebab lain.
Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung
dapat dihancurkan atau digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi. Karena
konsentrasi aktiva tersebut berada pada lokasi pusat sistem informasi, maka
pengamanannya pun menjadi perhatian dan tujuan yang sangat penting.
·
Menjaga
integritas Data.
Integritas
data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti
data memiliki atribut: kelengkapan (completeness), sehat dan jujur (soundness),
kemurnian (purity), ketelitian (veracity). Tanpa menjaga
integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan
benar akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah
sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar.
·
Menjaga
Efektivitas Sistem.
Sistem
informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai
tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, auditor sistem informasi harus
tahu mengenai kebutuhan pengguna sistem atau pihak-pihak pembuat keputusan yang
terkait dengan layanan sistem tersebut. Selanjutnya, untuk menilai apakah
sistem menghasilkan laporan / informasi yang bermanfaat bagi penggunanya,
auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan
keputusannya.
·
Mencapai
Efisiensi Sumber Daya.
Suatu
sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia
menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang
dibutuhkan. Efisiensi sistem pengolahan data menjadi penting apabila tidak ada
lagi kapasitas sistem yang menganggur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar