2.1 Information Technology Infrastucture Library (ITIL)
ITIL singkatan dari Information Technology Infrastructure Library, yang merupakan best practice framework dalam mengelola teknologi informasi berbasis layanan. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya.
ITIL
memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar
cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala
jenis organisasi (TI).
Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa
1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan
spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya
yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery
(Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Pada
awalnya ITIL adalah serangkaian lebih dari 40 buku pedoman tentang pengelolaan
layanan IT yang terdiri dari 26 modul. Perpustakaan besar pertama ini juga
dikenal sebagai ITIL 1.0. Antara 2000 dan 2004 disebabkan oleh peningkatan
pelayanan yang berkesinambungan dan adaptasi terhadap situasi saat ini dalam
lingkungan (TI) modern ITIL 1.0 di rilis besar dan digabungkan menjadi delapan
inti manual: ITIL 2.0. Pada awal musim panas 2007 ITIL 3.0 diterbitkan. Ini
didirikan struktur yang sama sekali baru. Ini terdiri dari tiga bidang utama:
·
ITIL
Core Publikasi
·
ITIL
Pelengkap Bimbingan
·
ITIL
Web Support Services
Pada 30 Juni 2007, OGC (Office of
Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya
terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup
layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah:
1. Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle
adalah Service Strategy. Service Strategy memberikan panduan kepada
pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai
sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan
layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini
disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan
serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service
Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan
lifecycle ini mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan
karakteristik penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan,
konsep portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service
Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping
topik-topik di atas adalah:
·
Service
Portfolio Management
·
Financial
Management
·
Demand
Management
Bagi organisasi TI yang baru akan
mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk
menentukan tujuan/sasaran serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola
layanan TI serta untuk mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai
rencana perbaikan operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah
mengimplementasikan ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan
review strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities,
teknologi pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan
kapabilitas dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.
2. Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan
manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu
di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice
mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri.
Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk
mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi
portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage
dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak
melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses
perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun
kinerja dari layanan.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. Service Continuity Management
7. Information Security Management
3. Service Transition
Service Transition menyediakan panduan
kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah
hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah
spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini
memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service
Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara
efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses
yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.
Transition
Planning and Support
2. Change Management
3.
Service
Asset & Configuration Management
4.
Release
& Deployment Management
5.
Service
Validation
6.
Evaluation
7.
Knowledge
Management
4. Service Operation
Service Operation merupakan tahapan
lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan
layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana
mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja
yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini
mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan
perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam
Service Transition yaitu:
1.
Event
Management
2. Incident Management
3.
Problem
Management
4.
Request
Fulfillment
5.
Access
Management
5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement (CSI)
memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan
dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan
berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah
Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
Sebuah
perusahaan yang mengimplementasi ITIL secara nyata tentunya mendapat banyak
sekali keuntungan, misalnya, pelayanan IT menjadi lebih fokus kepada departemen
lainnya di dalam satu perusahaan, biaya lebih efisien dan dapat diatur dengan
baik, serta perubahan-perubahan IT yang dapat lebih mudah untuk diatur, dan
masih banyak keuntungan lainnya yang pada akhirnya akan berdampak pada income
perusahaan itu sendiri.
framework ITIL dikembangkan sejak
1980-an oleh Office of Government Commerce (Departemen Perdagangan) Inggris
sebagai guidance bagi organisasi/perusahaan di sana. Pertengahan 1990-an, ITIL
diakui dunia menjadi standar de facto di bidang service management. ITIL
menyediakan sekumpulan best practice yang lengkap dan konsisten untuk ITSM,
serta mempromosikan pendekatan kualitas untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi organisasi dalam penggunaan sistem informasi. ITIL mencakup 8 aspek,
yakni: dukungan layanan, delivery, rencana pengembangan, manajemen
infrastruktur TI, manajemen aplikasi, perspektif bisnis, manajemen sekuriti, dan
manajemen aset software.
Saat ini ITIL telah memiliki paket
materi dan menyediakan kursus pelatihan, ujian dan sertifikasi. Sebagai sebuah
framework, ITIL telah memasuki versi terbaru, yaitu ITIL V3 – Service Life
Cycle.
Sumber: https://mumtazgalery.wordpress.com/2013/12/11/apa-sih-it-infrastruktur-library-itil-itu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar