Sungguh sangat menarik saat melihat perkembangan tren bisnis
transportasi online roda dua berbasis aplikasi selama 3 tahun terakhir ini.
Semakin banyak merek yang bermunculan, mulai dari yang lokal seperti Go-Jek,
Blu-Jek, LadyJek, TopJek dsb, maupun yang merek impor dari negara lain seperti Uber Motor & Grab Bike.
Meskipun bisnis transportasi
online roda dua berbasis aplikasi ini masih memiliki potensi perkembangan yang
sangat menggiurkan, namun tidak banyak pula merek lokal yang bisa bertahan
akibat kerasnya persaingan dan perbedaan permodalan.
Apabila kita amati, beberapa
merek lokal yang saya sebutkan sudah ada yang tidak lagi beroperasi, setidaknya
saat tulisan ini dibuat dapat dilihat website mereka masih down, akun medsos
mereka juga sudah lama tidak aktif dan armada drivernya sendiri sudah tidak
pernah saya lihat lagi di jalan raya.
Memang ada beberapa faktor yang mungkin bisa dijadikan alasan
kalah bersaingnya merek lokal baru dengan yang sudah lama maupun merek yang
dari luar negeri, seperti user interface yang kurang enak bagi pengguna, jumlah
driver yang tersedia kalah banyak dari pesaing, aplikasi yang error melulu,
sampai perbedaan besarnya subsidi yang diberikan perusahaan kepada para driver
dan usernya masing-masing.
Di Indonesia saat ini,
keunggulan persaingan perusahaan startup masih lebih banyak tergantung kepada
besarnya dana subsidi yang berani dan sanggup dikucurkan oleh perusahaan untuk
usernya. Akibat masih besarnya ketergantungan loyalitas masyarakat kepada
sebuah merek berdasarkan dari keuntungan subsidi yang diterima.
Adapun model bisnis startup
tidak dapat dibandingkan secara head on dengan model bisnis konvensional, hal
ini terlihat dari fokus utama model bisnis startup yang membidik jumlah user
aplikasinya sehingga valuasi nilai perusahaan semakin meningkat dan sahamnya
dapat dijual dengan nilai yang jauh lebih besar lagi, berbeda dengan model
bisnis konvensional yang masih berupa omzet dikurangi HPP hasilnya adalah laba
bersih. Handicap subsidi antara bisnis konvensional dan bisnis startup
sangatlah berbeda jauh, karena yang difokuskan juga berbeda.
Pada akhir tahun lalu (2016),
Go-Jek dan Grab juga
banyak mendapatkan protes dari drivernya masing-masing akibat besarnya
perbedaan penghasilan yang diterima driver, lumayan berbeda jauh dari saat
pertama Go-Jek dan Grab banyak
memberikan subsidi kepada driver.
Lantas bagaimana peluang merek lokal baru untuk dapat
bersaing, tumbuh dan survive ditengah persaingan dengan para pemain besar?
Salah satu peluang untuk
bertahan dan berkembang adalah memulai dari menguasai market spesifik maupun
niche market yang belum sempat terpikirkan ataupun belum difokuskan oleh para
pemain besar.
Para pemain baru juga dapat berfokus menjadi local champion
di daerahnya masing-masing mengingat para pemain besar saat ini lebih banyak
sibuk bersaing dan menggelontorkan subsidi di ibukota. Sehingga kebanyakan user
dan driver di daerah sudah tidak lagi mendapatkan subsidi besar seperti
beberapa tahun yang lalu.
Setelah menjadi local champion
didaerahnya sendiri, barulah merek lokal baru bisa mulai mengembangkan sayapnya
dengan merambah pasar nasional. Namun lebih baik apabila mulai mencari investor
dan pendanaan jauh – jauh hari sebelum bergerak secara nasional, mengingat
mudahnya para pemain lain untuk meniru inovasi baru yang dibuat.
Meskipun sudah tergolong sebagai pemain besar alias startup
Unicorn, Hal serupa juga dilakukan oleh Go-Jek dalam menghadapi persaingan
dengan Uber dan Grab.
Go-Jek sudah banyak berekspansi membidik niche market yang
tidak digarap oleh para pesaingnya. Selain berinovasi dan membidik niche market
dengan produk Go-Box, Go-Tix, Go-Med, Go-Glam, dsb. belakangan ini Go-Jek
sempat membuat pernyataan bahwa jumlah user yang menggunakan Go-Pay sudah
mencapai lebih dari 50% dari user yang terdaftar. Go-Jek semakin agresif
meningkatkan kemampuan serta fitur layanan uang elektronik Go-Pay.
Setelah beberapa saat lalu
membuat terobosan baru dengan memudahkan pengguna untuk melakukan transfer
saldo, sekarang Go-Pay bisa dipakai untuk tarik uang tunai. Hal ini sungguh
sangat menarik, karena Go-Pay semakin dikembangkan Go-Jek menjadi media
pembayaran yang dapat digunakan untuk segala kepentingan. Dan ini akan sungguh
memudahkan sehingga jumlah penggunanya akan semakin banyak lagi.
Kedepannya Go-Jek memiliki
peluang besar untuk tidak bergantung sepenuhnya kepada bisnis tranportasi
online dua roda saja. Go-Jek juga sudah bekerjasama dengan platform ecommerce
lokal raksasa seperti Tokopedia untuk memberikan layanan antar via Go-Send,
sebuah hal yang belum dilakukan juga oleh para pesaingnya yang lain.
Hal ini tentunya memberikan boost signifikan terhadap
peningkatan pengguna go-jek secara nasional, mengingat jumlah pengguna platform
ecommerce raksasa seperti tokopedia juga sudah termasuk jutaan user.
Dalam menghadapi kompetisi dengan sesama pemain baru dan juga
pemain besar, seorang pemain baru dalam bisnis roda dua online ini harus bisa
pandai-pandai bermain dalam scope yang belum difokuskan oleh para pemain besar,
sebisa mungkin ciptakanlah market baru dan fokuslah di sana. Ciptakan value
yang sangat diinginkan dan dibutuhkan oleh para user. Tidak harus menciptakan
value yang benar-benar baru, tetapi dapat juga memodifikasi value yang sudah
diberikan kompetitor dengan bentuk yang lebih baik lagi.Be a local champion
first, then the national champion soon.
Dalam model bisnis ekonomi kreatif semacam ini, segalanya
masih bisa terjadi. Pemain utama yang sudah menjadi market leader dan memiliki
jumlah modal raksasa bisa – bisa saja terjungkal terhadap pemain baru yang
paling disruptif dan memberikan value yang paling diinginkan/dibutuhkan para
user.
Apabila Melihat perkembangan peraturan pemerintah yang baru
saja menerapkan tarif bawah dan tarif atas untuk taksi online roda empat, saya
memprediksi kemungkinan besar belum akan ada aturan serupa untuk transportasi
online roda dua, setidaknya tidak dalam waktu dekat. Hal ini juga dapat menjadi
angin segar yang membuat persaingan model bisnis ini semakin menarik. Siapakah
nantinya yang akan menjadi goliath baru dalam model bisnis ini nantinya? Hanya
waktu yang akan menjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar