Minggu, 09 September 2018

Tugas 3 Ilmu Budaya Dasar

Tema - Tema Dalam Ilmu Budaya Dasar


Tema - tema Ilmu Budaya Dasar (IBD) merupakan tema - tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan. Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.

Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).

Tujuan Ilmu Budaya Dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidag menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:

1.     Mengusahakan penajaman kepekaan terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.

2.     Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka tcntang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis mercka tcrhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.     Mengusahakan agar mahasiswa sebagai calon pcmimpin bangsa dan negara, serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas.

4.     Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi, agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi ini selanjutnya akan lebih memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang keahlian. Meskipun spesialisasi sangat penting, spesialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia seorang mahasiswa/sarjana menjadi terlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada pentingnya modernisasi tidak akan dapat memanfaat-kan secara penuh sarjana-sarjana demikian, sebab proses modernisasi memerlukan orang yang berpandangan luas.

Tugas 2 Ilmu Budaya Dasar


Budaya Perusahaan dan Nilai -Nilai dari PT. Bank Negara Indonesia, Tbk



Budaya Kerja BNI “Prinsip 46” merupakan Tuntutan Perilaku Insan BNI, terdiri dari:
4 (empat) Nilai Budaya Kerja
1. Profesionalisme.
2. Integritas.
3. Orientasi Pelanggan.
4. Perbaikan Tiada Henti.

6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI
1. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik.
2. Jujur, Tulus dan Ikhlas.
3. Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab.
4. Memberikan Layanan Terbaik Melelui Kemitraan yang Sinergis.
5. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan.
6. Kreatif dan Inovatif.
  
BNI selalu percaya bahwa pegawai merupakan salah satu aset paling berharga bagi organisasi dan perusahaan manapun. Keberlanjutan tidak akan mungkin dicapai tanpa andil dari pegawai. BNI pun berusaha menciptakan kondisi dan pengalaman bekerja terbaik untuk seluruh pegawai. BNI menginginkan setiap pegawai merasa bangga menjadi bagian dari keluarga BNI serta dapat berkarya dan menorehkan prestasi bersama. Tentunya, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh pegawai.

BNI tidak akan mungkin tumbuh dengan baik dan mencapai keberlanjutan. budaya kerja pada tiap perusahaan memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang, dengan adanya budaya kerja maka SDM suatu perusahaan akan semakin baik dan memiliki sifat gotong royong terhadap sesama, meningkatkan rasa kekeluargaan antar karyawan dan meningkatkan produktivitas karyawan.

Bank BNI memiliki 4 nilai budaya kerja seperti Profesionalisme, integritas, orientasi pelanggan, dan perbaikan tiada henti.
dengan memiliki 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI, yaitu:

·       Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
·       Jujur, Tulus dan Ikhlas
·       Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
·       Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
·       Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
·       Kreatif dan Inovatif

Dengan begitu Bank BNI selalu ingin memberikan yang terbaik untuk para nasabahnya dan selalu menginginkan Insan BNI memiliki sifat nilai-nilai budaya kerja. agar dapat menjadi Insan yang dapat menghadapi tantangan dimasa yang akan datang.

·      Kesempatan Bekerja yang Adil dan Merata
Sebagai salah satu bank nasional terbesar di Indonesia, kehadiran BNI memberikan manfaat bagi masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja. Kesempatan bekerja terbuka bagi siapapun yang indin bergabung dengan BNI. BNI juga memiliki kebijakan yang memastikan bahwa setiap pegawai dan calon pegawai diperlakukan dengan adil dan penuh rasa hormat tanpa melihat perbedaan usia, ras, agama, keyakinan, jenis kelamin, hingga kondisi fisik. BNI bahkan menentang segala bentuk diskriminasi dan memegang prinsip kemanusiaan serta menghormati hak asasi manusia dalam pengelolaan sumber daya manusia. Berkat kebijakan tersebut, BNI tidak menemukan atau menerima pengaduan terkait tindakan diskriminasi.

·      Budaya Kerja Insan BNI
BNI memiliki budaya kerja yakni prinsip yang diyakini dan menjadi landasan berbagai kebijakan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta menjadi panduan perilaku untuk setiap insan BNI. Budaya kerja ini dikenal dengan PRINSIP 46. Seluruh insan BNI mulai dari jajaran komisaris, direksi, hingga pegawai di lini terdepat termasuk pegawai rekanan di BNI wajib mematuhi perilaku dan tata nilai budaya kerja ini.

PRINSIP 46 terdiri dari empat nilai utama dan enam perilaku utama Insan BNI yang cliharapkan dapat dipahami sebagai pokok dasar berpikir dan bersikap setiap Insan BNI dalam setiap aktivitas pekerjaannya.

BNI percaya melalui implementasi budaya kerja ini, BNI mampu mewujuclkan visi untuk "Menjacii Bank kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja." Maka itu, sosialisasi budaya kerja terus dilakukan kepada setiap pegawai. BNI ingin memastikan setiap insan BNI memiliki pemahaman dan semangat yang sama untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan. Sosialisasi budaya kerja dilakukan kepada setiap pegawai yang baru bergabung menjadi bagian dari Insan BNI melalui program induksi baik untuk jenjang fresh graduate maupun experience hire.

·      Profil dan Distribusi Pegawai
Hingga akhir tahun 2014, jumlah pegawai BNI berjumlah 26.536 prang yang tersebar di KantorPusat Jakarta dan 15 wilayah operasional BNI di seluruh Indonesia, serta enam cabang BNI di luar negeri. Untuk efisiensi dan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia, BNI berusaha memperkerjakan pegawai setempat yang berasal dari wilayah operasional setempat. Seluruh pegawai BNI direkrut secara lokal di masing-masing wilayah operasional. BNI percaya bahwa hal ini tidak hanya dapat membantu perekonomian dan pembangunan daerah dengan penciptaan lapangan kerja, tetapi juga akan membantu BNI dalam mernahami budaya, local wisdom dan kebutuhan pelanggan lokal.

·      Merekrut Talenta Baru
Sebagai proses keberlanjutan perusahaan, BNI tak lupa untuk merekrut pegawai baru yang diprioritaskan memenuhi gap capacity terkait pembukaan outlet dan target ekspansi bisnis.
Pada 2014, BNI telah melakukan beberapa inisiatif untuk meningkatkan efektivitas dari proses rekrutmen sebagai bagian dari strategi dalam memastik.an man-power sustainability. Beberapa clan inisiatif tersebut adalah:

1.     Memanfaatkan jaringan media sosial untuk mendapatkan calon pegawai potensial melalui kerjasama dengan situs Linked-in serta media sosial lainnya.
2.     Peningkatan penggunaan teknologi melalui e-recruitment dan optimalisasi keikutsertaan job fair untuk menjaring calon pegawai bertalenta.
3.     Mengadakan rekrutmen tenaga lokal melalui Officer Development Program (ODP) Lokal dengan desentralisasi pelatihan di Kantor Wilayah dalam rangka memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat sekitar serta optimalisasi penyerapan tenaga kerja di daerah.
4.     Melanjutkan pemberian beasiswa dengan pola ikatan dinas melalui Early Recruitment Program bagi 24 Perguruan Tinggi terpilih.
5.      Perluasan sourcing channel dengan memanfaatkan channel/outlet BNI di luar negeri untuk mendapatkan calon kandidat Warga Negara Indonesia (VVNI) lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri.
6.     Melaksanakan survei Employee Value Proposition (EVP) sebagai salah satu input untuk meningkatkan efelctivitas sistem rekrutmen, menggali faktor-falctor attractiveness BNI sekaligus meningkatkan corporate brand image BNI di mats pars pencari kerja.

Demi stabilitas kondisi kerja, BNI menyadari rasio turnover pegawai harus diminimalisir. BNI telah menetapkan rasio turnover pegawai pada tahun 2014 harus dibawah 5%. Hingga akhir tahun 2014, jumlah pegawai yang mengundurkan did adalah 850 orang atau 3,24% dari total pegawai BNI. Dengan memperhitungkan karyawan yang mengundurkan diri, diberhentikan, dan pensiun, maka turnover karyawan BNI adalah 4,73% dari total karyawan atau 1.243 °rano.


Tugas 1 Ilmu Budaya Dasar


PT. Bank Negara Indonesia, Tbk


Sejarah PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996.

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April 1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero, dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A.

BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebut dinyatakan dalam Akta No. 46 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.02-50609 tanggal 12 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 23 Desember 2008 Tambahan No. 29015.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.

Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.
BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

Visi dan Misi PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

Visi :
1.     Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja

Misi :
1.   Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama.
2.   Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3.   Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.
4.   Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan komunitas.
5.   Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik bagi industri.

Budaya Kerja Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk

Budaya organisasi merupakan sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi, dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan dan berfungsi sebagai perekat yang menjadi acuan dalam berorganisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian diatas mengisyaratkan, bahwa dengan kekuatan budaya organisasi yang dibangun dan mengakar pada suatu entitas akan mampu mendorong setiap individu yang terlibat didalamnya secara sadar diri mematuhi dan menjalankan seluruh kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen berlandaskan nilai-nilai dasar yang telah disepakati. Berikut ini adalah Budaya Kerja dari BNI”PRINSIP 46” yang merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI yang terdiri dari : 

4      (Empat) Nilai Budaya Kerja  :
1.     PROFESIONALISME 
2.     INTEGRITAS 
3.     ORIENTASI PELANGGAN 
4.     PERBAIKAN TIADA HENTI 

6   (Enam) Nilai Perilaku Utama :
1.     Insan BNI Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik 
2.     Jujur, Tulus dan Ikhlas.
3.     Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab.
4.     Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis.
5.     Senantiasa Melakukan Penyempurnaan.
6.     Kreatif dan Inovatif.

Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI.



Rabu, 16 Mei 2018

3.4 METODE UNTUK MENJAGA SERVER AGAR TETAP BAIK & STABIL


Ada tiga cara efektif yang bisa anda lakukan untuk merawat komputer server.


1. Rutin melakukan pembersihan seluruh bagian perangkat keras pada komputer server tersebut. Mengapa demikian? Karena komputer server biasanya berkerja non stop sehingga bisa dipastikan bahwa ada banyak debu yang menempel pada beberapa bagian perangkat komputer. Perangkat yang pasti mengalaminya yaitu power supply.
Kerja komputer server yang tidak ada hentinya membuat penumpukan debu di kipas power supply semakin tebal dan suatu saat nanti akan mengganggu kinerja komputer server jika tidak segera dibersihkan. Tumpukan debu tersebut akan menghambat pergerakan dari kipas dan kemudian suhu di dalamnya pun tidak terkendali. Bisa menyebabkan kerja komputer menjadi tidak stabil karena panasnya terlalu berlebih. Jadi sangat dianjurkan untuk membersihkan seluruh bagian perangkat komputer server secara rutin, minimal sebulan sekali.

2. Pengecekan perangkat lunak, ini juga tak kalah penting untuk dirawat. Karena perangkat keras tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya perangkat lunak. Sehingga cara merawat komputer server yang kedua adalah dengan rutin memperhatikan beberapa komponen tersebut. software pendukung dalam jaringan. Salah satu yang paling penting yaitu software antivirus. Caranya adalah dengan mengupdate secara berkala sesuai dengan software yang digunakan.

3. Dengan melakukan backup data dan defragment file minimal seminggu sekali. Hal ini ditujukan supaya komputer server semakin terawat dan meminimalisir kekhawatiran akan kehilangan data yang diperlukan. Itulah ketiga cara merawat komputer server yang efektif supaya bisa bertahan lama dan selalu berkerja dengan baik. Namun ternyata bukan hanya komputer server saja yang harus dirawat untuk menjaga ketahanannya, melainkan seluruh perangkat yang ada pada jaringan komputer tersebut juga haruslah dirawat. Kerusakan pada komputer klien memang tidak akan mempengaruhi kinerja komputer lainnya, namun komputer-komputer klien tersebut juga harus dirawat dengan cara yang sama seperti perawatan terhadap komputer server. Tentu supaya semua komputer bisa berkerja lebih maksimal dan tahan lama.

3.3 LAYANAN INFORMASI YANG EFEKTIF & CEPAT TANGGAP TERHADAP PERMASALAHAN APLIKASI YANG DIGUNAKAN USER


PENERAPAN END USER COMPUTING
Dibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil. Beberapa tahap agar penerapan layanan si berjalan efektif :

1. Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memasng secara umum perusahaan yang ada sudah melawati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini.

2. Tahap ketularan (contagion) 
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter). 

3. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan takan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nanatinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.

 4. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (compatetive advantage).


Sumber : http://wahyu-barubuat.blogspot.co.id/2018/05/33-menggunakan-layanan-si-yang-efektif.html