1.
Apa yang anda ketahui tentang Prasangka & Diskriminasi?
2.
Apa yang anda ketahui tentang Etnosentrisme?
3.
Bagaimana upaya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka & diskriminasi?
Jawaban
1.
Pengertian Prasangka
Prasangka ditujukan bila anggota dari satu kelompok yang disebut
“kelompok dalam” memperlihatkan sikap dan tingkah laku negatif dari kelompok
lain yang disebut “kelompok luar”
Prasangka adalah penilaian dari satu kelompok atau individu yang terutama
didasarkan pada keanggotaan kelompok. Efek dari prasangka adalah merusak dan
menciptakan jarak yang luas. Sering dikatakan bahwa prasangka adalah sikap
sementara diskriminasi adalah satu tindakan. Prasangka dipengaruhi oleh pilihan
tentang kebijakan public. Prasangka memiliki sumbangan terhadap oposisi yang
lebih besar terhadap kegiatan pihak yang menyetujui.
Prasangka dapat menjadi salah satu aspek distruktif tingkah laku sosial
manusia, sering menghasilkan kegiatan yang menyedihkan, mengerikan dari tindak
kekerasan. Prasangka sosial adalah gejala dari psikologi sosial.
Macam-macam prasangka
Prasangka
tidak terbatas pada kelompok, ras, suku, Prasangka juga terdapat di antara
kelompok agama, partai, juga orang yang kegemukan menjadi target prasangka dan
stereotip yang negatif, bahkan lanjut usia juga diprasangkai sebagai orang yang
tidak mampu lagi secara fisik dan mental.
1. Racism adalah prasangka ras yang menjadi
terlembagakan, yang tercermin dalam kebijakan pemerintah, sekolah, dan
sebagainya, dan dilakukan oleh hadirnya struktur kekuatan sosial.
2. Sexism prasangka yang telah terlembagakan
menentang aggota dari salah satu jenis kelamin, berdasarkan pada salah satu
jenis kelamin.
3. Ageism kecenderungan yang terlembagakan
terhadap diskriminasi berdasar pada usia, prasangka berdasar pada usia.
4. Heterosexism keyakinan bahwa heteroseksual
adalah lebih baik atau lebih natural daripada homoseksuality.
Sherif
menjelaskan bahwa prasangka dimaksudkan sebagai suatu sikap yang tidak simpatik
terhadap kelompok luar. Hal ini ditunjukkan dalam jarak sosial yang merupakan
suatu posisi yang diberikan oleh para anggota kelompok yang berprasangka itu
kepada kelompok lain dalam persoalan simpati.
Semakin
bertentangan atau bermusuhan, bahkan saling membenci diantara dua kelompok,
maka semakin jauh jarak sosial (social distance). Apabila situasi semacam ini
berlangsung cukup lama, jarak sosial ini akan menjadi norma di dalam kelompok
itu.
Penelitian
menyatakan bahwa prasangka dapat menjadi satu ciri kepribadian umum. Dalam
prosesnya, mereka menemukan bahwa orang berprasangka melawan kelompok lain
cenderung menjadi berprasangka semua kelompok.
Apakah
ciri-ciri dari kepribadian yang mudah berprasangka/ kepribadian authoritarian
ditandai oleh : teguh, hambatan, prasangka, dan terlalu menyederhanakan.
Autoritarian juga cenderung sangat etnosentrik, yaitu menempatkan kelompoknya
sendiri pada pusat perhatian, biasanya dengan menolak kelompok lain.
Pengertian Diskriminasi
Theodorson
& Theodorson (1979:115-116) mengartikan diskriminasi sebagai “perlakuan
yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu,
biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan
ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial”.
Hak-hak asasi manusia melarang adanya diskriminasi yang
merendahkan martabat atau harga diri komunitas tertentu,
dan bila dilanggar akan melahirkan pertentangan dan ketidakadilan di dalam
kehidupan manusia.
Karateristik
lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi
·
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau
kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
·
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang
bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.Diskriminasi
ditempat kerja
1. Suku,bangsa, ras dan gender
2. Agama dan keyakinan
3. Ideologi dan politik
4. Adat dan Kesopanan
5. Kesenjangan ekonomi
6. Kesenjangan social
2.
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan
suatu persepsi yang dimiliki oleh tiap-tiap individu yang menganggap budayanya
merupakan yang terbaik dari budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
Etnosentrisme tersebut dapat juga diartikan sebagai fanatisme suku bangsa.
Pengertian
Etnosentrisme yang lain yaitu, Etnosentrisme adalah penilaian terhadap
kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budayanya. Orang etnosentris
menilai kelompok lain relatif pada kelompok dan kebudayaannya, khususnya jika
berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan dan agama. Etnosentrisme ini
mungkin terkadang tampak maupun tidak tampak, meskipun ini dianggap sebagai
kecendrungan alamiah dari psikologi manusia.
Penyebab Munculnya Etnosentrisme di
Indonesia
Budaya
Politik
Faktor yang mendasar yang menjadi
penyebab akan munculnya etnosentrisme ini adalah budaya politik dari masyarakat
yang cenderung tradisional serta tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat
tersebut kita masih tergolong budaya politik subjektif Ikatan emosional serta
ikatan-ikatan primordial yang masih cenderung menguasai masyarakat yang ada di
Indonesia . Masyarakat terlibat didalam dunia politik yaitu kepentingan mereka
yang sangat mementingkan suku, etnis, agama dll.
Pluralitas
Bangsa Indonesia
faktor yang lain , penyebab
munculnya masalah etnosentrisme ialah pluralitas Bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras serta
golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia tersebut tentu melahirkan berbagai
persoalan. Pada tiap-tiap suku, agama, ras serta golongan berusaha untuk dapat
memperoleh kekuasaan serta juga menguasai yang lain.Masalah kepentingan inilah
yang faktor yang banyak memunculkan persoalan-persoalan pada tiap-tiap daerah.
Dampak Etnosentrisme
Dampak
positif dan dampak negatif adanya Etnosentrisme diantaranya:
1. Dampak
Positif Etnosentrisme
·
Dapat
mempertinggi semangat patriotisme,
·
Menjaga
keutuhan serta juga stabilitas kebudayaan,
·
Mempertinggi
rasa cinta kepada bangsa sendiri.
2. Dampak
Negatif Etnosentrisme
·
Dapat
menyebabkan konflik antar suku.
·
Adanya
alirannya politik.
·
Menghambat
proses asimilasi budaya yang berbeda.
Contoh Etnosentrisme Di Indonesia
Kebiasaan menggunakan koteka bagi masyarakat papua pedalaman.
Apabila dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman,
menggunakan koteka mungkin hal yang sangat memalukan. Namun bagi warga
pedalaman papua, menggunakan koteka dianggap sebagai kewajaran, bahkan dianggap
sebagai kebanggaan tersendiri.
Contoh lain Etnosentrisme yang ada di Indonesia yaitu
perilaku carok di masyarakat Madura. Carok adalah upaya pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang laki-laki jika merasa harga dirinya terusik. Sepintas,
perilaku tersebut dianggap brutal dan tidak masuk akal untuk menyelesaikan
sebuah masalah bagi kelompok lain. Namun bagi masyarakat madura konsep harga
diri adalah konsep yang sakral dan harus dijunjung tinggi oleh masyarakat.
3. Cara Untuk Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
a. Perbaikan
kondisi sosial ekonomi
Pemerataan
pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan merupakan cara cukup baik mengurangi
angka kemiskinan dan kesenjangan sosial antara masyarakat menengah kebawah
dengan menengah keatas
b. Perluasan
kesempatan belajar
Usaha
pemerintah untuk melakukan pemerataan kesejahteraan dalam bidang pendidikan
sudah dilakukan, misalnya saja dana APBN yang sudah mencapai 20% untuk dunia
pendidikan, Wajib Belajar (WAJAR) selama 9 tahu, dll.
c. Sikap terbuka dan lapang dada
Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan
persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas
yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan
dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhi dari
dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap tersebut akn mucul
sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik, suatu makna dari perbedaan
pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia. Upaya menjalin
komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog
antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan
membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.
Jadi kesimpulannya menurut saya adalah, diskriminatif
& prasangka merupakan hal yang berbeda. Diskriminasi cenderung kepada
tindakan kita terhadap seseorang, sedangkan jika prasangka cenderung dari sikap
kita terhadap seseorang. Diskriminasi biasanya kita lihat di dalam suatu contoh
kecil yaitu di dalam perlombaan, jika mereka berlaku curang maka mereka akan di
diskriminasi. Prasangka sering terlintas di dalam fikiran kita jika kita
berfikir sesuatu yang buruk terhadap seseorang padahal kita belum mengetahui
persis bagaimana kejadiannya atau penjelasan yang sebenarnya, sering kali
prasangka diambil dari fikiran yang belum ada buktinya dan bisa menjatuhkan
nilai seseorang. Mereka hanya mendengar tanpa melihat langsung seperti apa yang
sebenarnya terjadi yang dapat menimbulkan pertentang- pertentangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar