Rabu, 16 Mei 2018

3.4 METODE UNTUK MENJAGA SERVER AGAR TETAP BAIK & STABIL


Ada tiga cara efektif yang bisa anda lakukan untuk merawat komputer server.


1. Rutin melakukan pembersihan seluruh bagian perangkat keras pada komputer server tersebut. Mengapa demikian? Karena komputer server biasanya berkerja non stop sehingga bisa dipastikan bahwa ada banyak debu yang menempel pada beberapa bagian perangkat komputer. Perangkat yang pasti mengalaminya yaitu power supply.
Kerja komputer server yang tidak ada hentinya membuat penumpukan debu di kipas power supply semakin tebal dan suatu saat nanti akan mengganggu kinerja komputer server jika tidak segera dibersihkan. Tumpukan debu tersebut akan menghambat pergerakan dari kipas dan kemudian suhu di dalamnya pun tidak terkendali. Bisa menyebabkan kerja komputer menjadi tidak stabil karena panasnya terlalu berlebih. Jadi sangat dianjurkan untuk membersihkan seluruh bagian perangkat komputer server secara rutin, minimal sebulan sekali.

2. Pengecekan perangkat lunak, ini juga tak kalah penting untuk dirawat. Karena perangkat keras tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya perangkat lunak. Sehingga cara merawat komputer server yang kedua adalah dengan rutin memperhatikan beberapa komponen tersebut. software pendukung dalam jaringan. Salah satu yang paling penting yaitu software antivirus. Caranya adalah dengan mengupdate secara berkala sesuai dengan software yang digunakan.

3. Dengan melakukan backup data dan defragment file minimal seminggu sekali. Hal ini ditujukan supaya komputer server semakin terawat dan meminimalisir kekhawatiran akan kehilangan data yang diperlukan. Itulah ketiga cara merawat komputer server yang efektif supaya bisa bertahan lama dan selalu berkerja dengan baik. Namun ternyata bukan hanya komputer server saja yang harus dirawat untuk menjaga ketahanannya, melainkan seluruh perangkat yang ada pada jaringan komputer tersebut juga haruslah dirawat. Kerusakan pada komputer klien memang tidak akan mempengaruhi kinerja komputer lainnya, namun komputer-komputer klien tersebut juga harus dirawat dengan cara yang sama seperti perawatan terhadap komputer server. Tentu supaya semua komputer bisa berkerja lebih maksimal dan tahan lama.

3.3 LAYANAN INFORMASI YANG EFEKTIF & CEPAT TANGGAP TERHADAP PERMASALAHAN APLIKASI YANG DIGUNAKAN USER


PENERAPAN END USER COMPUTING
Dibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil. Beberapa tahap agar penerapan layanan si berjalan efektif :

1. Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memasng secara umum perusahaan yang ada sudah melawati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini.

2. Tahap ketularan (contagion) 
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter). 

3. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan takan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nanatinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.

 4. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (compatetive advantage).


Sumber : http://wahyu-barubuat.blogspot.co.id/2018/05/33-menggunakan-layanan-si-yang-efektif.html

3.2 SOP MANAJEMEN IT UNTUK USER / OPERATOR APLIKASI


SOP operator IT adalah operator yang bertanggung jawab dalam semua peralatan yang ada dalam sistem komputerisasi it. Selain itu juga bisa menonfungsikan peralatan bila tidak dipergunakan, mencatat tentang pelaksanaan jadwal kegiatan penggunaan komputer, bertanggung jawab penuh atas kebersihan lingkungan kerja dan membantu permasalahan menyelesaikan yang ada pada sistem komputerisasi IT.

Prosedur dengan mempelajari pedoman kerja dan melaksanakan tugas yang diberikan, menyiapkan sarana prasarana yang diperlukan, melaporkan pada bagian helpdesk bila perangkat yang dipakainya bermasalah, menjaga dan merawat semua barang komputerisasI IT.



Syarat dan sertifikasi operator

Untuk sekedar menjadi staff komputer yang bertugas untuk mengoperasikan komputer tidak diperlukan sertifikasi, namun lebih membutuhkan pelatihan (saat kami menyusun tugas banyak di Google ditawarkan macam – macam pelatihan bagi staff operator komputer). Tapi untuk sertifiikasi staff komputer sendiri juga ada. Salah satu lembaga yang menawarkan sertifikasi untuk staff komputer itu adalah LSP Telematika. Syarat, ketentuan, jenis sertifikasi ada di dalam link yang kami berikan dibawah. Namun ada pula , Sertifikasi Oracle, berkaitan dengan tugas data entry operator .

Organisasi profesi dan kode etik operator

Untuk organisasi profesi khusus operator komputer di Indonesia sendiri masih belum ada. Untuk kode etik sendiri juga masih berdasar standar kompetensi operator yang dikeluarkan oleh Batlibang Kominfo.

Kode Etik Umum

·      Memiliki kemampuan mengoperasikan komputer.
·   Sopan terhadap pelanggan, ingat pepatah “pembeli adalah raja”. Palanggan juga pembeli, jadi pelayanan harus nomor 1. Jangan sampai pelanggan kabur hanya gara-gara operatornya tidak ramah, jadi untuk para operator  harus menjaga kesopanan dan berusahalah mengenal pelanggan lebih dekat. Dengan begini pelanggan akan lebih royal.
·     Harus Ontime, disiplin.
·     Izin tidak masuk, kalau ingin izin harus memberi tahu ,surat menyusul tidak masalah.
·     Profesionalisme bagian kerja,job desc, tidak mencampur adukan masalah pribadi ke 
    pekerjaan.
·     Menghormati dan menaati segala peraturan yang diatur.

Kode Etik Sebagai Data Entry Operator

·     seorang data entry operator harus menguasai ilmu secara mendalam di
    bidangnya .
·     seorang data entry operator harus mampu mengkonvensi ilmu menjadi
    keterampilan .
·     seorang data entry operator harus menjunjung tinggi etika dan intergritas profesi
·     seorang data entry operator harus bertanggung jawab dalm menjalankan tugas
    seorang data entry .
·     seorang data entry operator harus menguasai materi yang diberikan dan
    menyeleksi yang akan diinput.

Sumber : http://wahyu-barubuat.blogspot.co.id/2018/05/32-contoh-standart-operasional.html

3.1 SOP MANAJEMEN IT UNTUK ADMINISTRATOR APLIKASI


IT Standard Operating Procedure merupakan sebuah panduan administrasi untuk professional yang bekerja di bidang teknologi informasi dan semua pekerjaan IT yang nantinya akan di administrasikan, hasilnya dianalisa dan dijadikan referensi bagi perusahaan tersebut.


Berikut ini adalah penjelasan dari peran-peran yang umum ditemukan pada divisi IT pada tiap perusahaan :


Help Desk

Adalah titik utama dimana client dari IT akan pertama kali menghubungi divisi IT saat mempunyai pertanyaan atau masalah yang berhubungan dengan IT.


Help Desk membawa harga diri dan wibawa divisi IT saat berhubungan dengan client sehingga Help Desk sangat mempengaruhi customer experience alias pengalamannya menghandle pelanggan atau client. Karena merupakan titik pertama hubungan ke client, staf help desk harus mempunyai pengetahuan yang luas (meskipun tidak mendalam). Hal ini diperlukan agar sebuah masalah dapat segera dikategorikan dan diberikan solusi yang benar.

Help desk haruslah menjadi tempat utama client pertama kali menghubungi divisi IT. Bila tidak, penanganan masalah menjadi tidak terkoordinasi dan pengetahuan menjadi hilang setelah solusi diimplementasikan. Client tidak diperkenankan untuk menghubungi divisi lain karena akan mengacaukan prioritas kerja. Sebaiknya dibantu oleh software tertentu untuk memfasilitasi pelacakan sebuah insiden, estimasi masalah, dan pelaporan. Software harus juga mampu melakukan pengkategorian masalah, menyimpan pengetahuan dari solusi yang didapat, dan melakukan prioritas pengerjaan.

End User Support
Bertanggung jawab untuk perbaikan fisik komputer dan kunjungan ke lapangan kerja. Grup ini adalah lapisan kedua dari manajemen masalah dan solusi.


Seperti Help Desk, End User Support harus juga mempunyai kemampuan yang luas pada sistem IT pada perusahaan. Perbedaannya, End User Support mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam pada sistem standar perusahaan. Keahlian lebih diarahkan pada hardware dan software yang ada pada sistem komputer end user bukan pada aplikasi server.

End User Support bertanggung jawab dalam memberikan dukungan pada seluruh peralatan dan aplikasi yang terpasang pada sisi client. Selain itu End User Support juga bertanggung jawab pada instalasi peralatan baru, perawatan peralatan yang ada, dan upgrade pada sistem end user. Untuk memudahkan pekerjaan End User Support, IT Standard Operational harus diberlakukan agar pekerjaan tidak terlalu beragam.
Selain kemampuan teknis, End User Support harus mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan client dan membangun hubungan baik. Pekerjaan lainnya adalah memberikan training untuk Client sehingga mengurangi jumlah panggilan kepada End User Support.

Dalam sebuah organisasi IT yang kurang membutuhkan, didapati Client melompati help desk dan langsung menghubungi End User Support. Sikap ini akan menimbulkan frustasi pada help desk karena merasa kurang dapat membantu menangani masalah mereka. Biasanya perusahaan menempatkan end user support team dibawah sebuah divisi tertentu seperti Akunting atau HRD, bukan divisi IT meskipun pekerjaan mereka adalah IT.



Sumber: http://wahyu-barubuat.blogspot.co.id/2018/05/31-contoh-standart
    operasional.html


CULTURE SHOCK


Definisi Culture Shock

Istilah culture shock awalnya terdokumentasi dalam jurnal medis sebagai penyakit yang parah (berpotensi hilangnya nyawa seseorang), yang diperoleh individu saat ia secara tiba-tiba dipindah ke luar negri. Definisi Adler (1975) lebih menekankan bahwa culture shock adalah suatu rangkaian reaksi emosional sebagai akibat dari hilangnya penguatan (reinforcement) yang selama ini diperoleh dari kebudayaan yang lama, diganti dengan stimulus dari kebudayaan baru yang terasa asing, dan karena adanya kesalahpahaman pada pengalaman yang baru dan berbeda. Perasaan ini mungkin meliputi rasa tak berdaya, mudah tersinggung, perasaan takut bahwa orang lain akan berbuat curang padanya karena ketidaktahuannya, perasaan terluka dan perasaan diabaikan oleh orang lain.

Gejala Culture Shock

Gejala munculnya culture shock berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Namun ada beberapa yang biasanya ditunjukkan individu saat mengalami culture shock, yaitu antara lain :
-  Perasaan sedih, kesepian, melankolis, merasa frustasi, kemarahan, kecemasan, disorientasi
- Menderita rasa sakit di berbagai areal tubuh, muncul berbagai alergi, serta gangguan-gangguan kesehatan lainnya, seperti diare, maag, sakit kepala dll.
- Perasaan marah, mudah tersinggung, penyesalan, tidak bersedia untuk berinteraksi dengan orang lain
- Selalu membanding-bandingkan budaya asalnya, mengidolakan kebudayaan asal secara berlebih

Faktor munculnya  Culture Shock

Chapdelaine (2004) mencatat paling tidak terdapat empat pendekatan dalam menjelaskan fenomena culture shock. Pendekatan ini meliputi pendekatan:
1. Pendekatan Kognitif           
2. Pendekatan prilaku
3. pendekatan Fenomenalogis
4. Pendekatan sosiopsikologis

Penyesuaian psikologis/afektif : ketidaksamaan kultur antara kultur asal dan kultur di tempat baru menimbulkan perasaan asing, perasaan kesepian, rasa keterhilangan di tempat yang baru bagi dirinya.

Penyesuaian sosial: Dalam hal ini, culture shock terjadi karena individu tidak memiliki pemahaman budaya yang cukup untuk ia dapat berinteraksi dengan baik dengan warga lingkungan baru. Individu juga memiliki identitas kultur yang begitu besar sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan kultur yang baru.

Contoh Culture shock       

ketika mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa study di Paris, mereka akan sangat merasa kurang nyaman melihat perilaku-perilaku mesra para lesbi dan gay yang ditunjukan secara vulgar di sekitarnya. Perasaan kaget yang timbul terhadap pasangan homogen tersebut di karenakan di Indonesia sendiri, komunitas marginal lebih tertutup dan mendapat perlakuan diskriminatif oleh banyak pihak di Indonesia. Sementara di Paris dan beberapa negara liberal, komunitas mereka adalah independen dan bebas. Berciuman dan bermesraan di depan umum pun tidak dianggap suatu perbuatan memalukan. Ini akan membuat mahasiswa dari Indonesia merasakan shock culture (kekagetan budaya).
Selain itu dari pola makan juga mahasiswa Indonesia bisa merasakan shock culture (kekagetan budaya), contoh di Indonesia setiap hari makan dengan nasi namun ketika iya tinggal dan menempuh pendidikan di Paris, mahasiswa akan sulit menyesuaikan dengan menu makan yang ada di Paris, butuh waktu yang cukup lama untuk mahasiswa Indonesia beradaptasi dengan  menu makan yang ada di Paris.
Contoh lain culture Shock, perbedaan antar kota. Di kota Jakarta setiap hari mengalami kemacetan, terutama pada aktifitas jam kerja hari senin sampai jumat. Saat saya di kota Batam, saya hampir tidak sama sekali menemukan kemacetan, baik dari pagi hingga malam. Di kota batam pun banyak jual minuman berakhohol yang bisa banyak kita jumpai, seperti di mall dan supermarket. Beda hal nya dengan di Indonesia, minuman berakhohol sudah jarang di temukan di supermarket/mal.


Sumber: http://wahyu-barubuat.blogspot.co.id/2018/05/culture-shock-kejutankekagetan-
               budaya.html